Huruf Hijaiyah : Tanda Baca, Sifat Huruf, Dan Cara Membacanya !

Huruf Hijaiyah – Bagi seorang muslim tentunya memahami dan mengetahui secara mendetail akan abjad hijaiyah, menjadi hal yang paling penting. Karena ketika sanggup memahami baik makhorijul atau cara pengucapannya dengan benar, pastilah membaca nya pun akan nyaman dan yummy didengar oleh telinga. Kebanyakan orang yang mencar ilmu membaca abjad hijaiyah, yaitu fokus pada kelancarannya saja dan tidak memperhatikan perihal cara pengucapannya.


Ketika dalam proses mencar ilmu semenjak dini telah dibiasakan memahami dari makna dan cara membaca dengan benar, maka secara perlahan akan maksimal dalam mengucapkan sekaligus sesuai dengan kaidah yang berlaku. Inilah yang menjadikan mencar ilmu sebetulnya gampang dan nyaman ketika dilakukan secara tepat dan benar. Ketika telah memahami akan ilmunya, maka pastilah segala hambatan dan permasalahan dalam mencar ilmu bisa diatasi.



Nama-Nama Huruf Hijâiyyah (Huruf Arab)






































































































































































































































No.



Huruf



Nama Huruf & Cara Membaca



Membaca secara Latin



Transliterasi Latin



1



ا



أَلِفْ



Alif



A, I, U



2



ب



بَا





B



3



ت



تَا





T



4



ث



ثَا



Tsâ



TS



5



ج



جِيمْ



Jîm



J



6



ح



حَا



Hâ



H



7



خ



خَا



Khô



KH



8



د



دَالْ



Dâl



D



9



ذ



ذَالْ



Dzâl



DZ



10



ر



رَا





R



11*



ز



زَايْ ، زَيّ ، زَا



Zây, Zayy, atau Zâ



Z



12



س



سِينْ



Sîn



S



13



ش



شِينْ



Syîn



SY



14



ص



صَادْ



Shôd



SH



15



ض



ضَادْ



Dhôd



DH



16



ط



طَا



Thô



TH



17



ظ



ظَا



Zhô



ZH



18



ع



عَيْنْ



`Aîn



`A, `I, `U



19



غ



غَيْنْ



Ghoîn



GH



20



ف



فَا





F



21



ق



قَافْ



Qôf



Q



22



ك



كَافْ



Kâf



K



23



ل



لامْ



Lâm



L



24



م



مِيمْ



Mîm



M



25



ن



نُونْ



Nûn



N



26



هـ



هَا





H



27



و



وَاوْ



Wâw



W



28



ي



يَا





Y



29



ء



هَمْزَةٌ



Hamzah





30*



لا



لامْ أَلِفْ



Lâm Alif





31*



ة



تَا مَرْبُوطَةٌ



Tâ Marbûthoh



H atau T



Cara membaca huruf madd (panjang):



  • Huruf â, dibaca aa.

  • Huruf î, dibaca ii.

  • Huruf û, dibaca uu.


KETERANGAN



  1. Jumlah abjad `Arab aslinya sebanyak 29 huruf. Adapun huruf Lâm Alif (لا) dan Tâ Marbûthoh (ة) – abjad no. 30 dan 31 pada tabel di atas dan diberi tanda asterisk (*) – digolongkan ke dalam salah satu dari 29 tersebut. Misalnya, Lâm Alif, abjad ini sanggup dipecah menjadi Lâm dan Alif. Sedangkan huruf Tâ Marbûthoh berubah menjadi huruf Hâ jika berbaris sukun (mati), dan dibaca menjadi huruf , kalau selain sukun.

  2. Huruf Zay (ز) – diberi tanda asterisk (*) – yaitu satu-satu abjad `Arab atau hijaiyyah yang mempunyai tiga makhraj. Selain yang disebutkan pada tabel di atas, huruf Zay juga sanggup dibaca: (a) Zayy (زَيّ); dan (b) Za’ (زَا). Tambahan keterangan ini dijelaskan dalam goresan pena perihal ilmu tajwid, dari al-Ust. al-Qari al-Hafizh Azra`i `Abdurrauf, Syekh al-Qurra’, juri MTQ internasional dari Medan (sebelumnya bermukim di Makkah selama kira-kira 15 tahun) dan sesuai pula dengan yang terdapat pada kitab ath-Thariq ash-Shahih Li-Makharij al-Huruf.

  3. Urutan huruf-huruf `Arab pada tabel di atas merujuk pada urutan yang biasa dipakai dalam kamus `Arab.

  4. Terdapat perbedaan penyebutan nama huruf-huruf `Arab berdasarkan hebat bahasa `Arab (ahli nahwu atau nahwiyyin) dengan ahli qira’ah. Menurut hebat bahasa `Arab, nama-nama abjad dibaca dengan menambah Alif Lâm di depannya dan huruf Hamzah di belakangnya. Misalnya, huruf  (ب )  diberi nama al-Ba’u, ditulis  اَلْبَاءُ ,sehingga ketika dibaca menjadi berbunyi: Bâ atau Bâk.  Cara membaca ini bertentangan dengan kaidah bacaan yang dipakai oleh hebat qira’ah, lantaran hebat qira’ah merujuk kepada bacaan Al-Qur’an pada Huruf-huruf Pembuka Al-Qur’an seperti طه حم , dll, dimana tidak pernah diajarkan secara sima`i (mendengar langsung) bahwa huruf-huruf tersebut dibaca menjadi Thâ’ Hâ’ (atau Thâk Hâk), Hâ’ Mim (atau Hâk Mim), melainkan wajib dibaca Thâ Hâ dan Hâ Mîm. Dengan demikian, nama huruf-huruf selain huruf Pembuka Al-Qur’an tersebut, contohnya huruf  (ب ), sanggup diqiyaskan bacaannya sama dengan huruf-huruf Pembuka Al-Qur’an tersebut, sehingga dibaca tanpa mengeluarkan bunyi huruf Hamzah pada akhirnya. Keterangan mengenai nama-nama abjad `Arab berdasarkan kaidah ahli qira’ah tersebut sanggup dibaca pada kitab standar pengajaran Al-Qur’an yang dipakai di Saudi `Arabia, berjudul Qaidah al-Makkiyah.

  5. Transliterasi (perubahan goresan pena huruf) Arab ke Latin sejauh ini belum mempunyai standar yang berlaku universal, bergantung masing-masing negara atau bahkan masing-masing penerbit tulisan. Tabel transliterasi di atas merujuk kepada apa yang tertulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kecuali untuk huruf Hâ (ح ), Shôd (ص ), Dhôd (ض ), Thô (ط Zhô (ظ ) dan Hâ (هـ ).


Tanda Baca Huruf Hijaiyah


 Bagi seorang muslim tentunya memahami dan mengetahui secara mendetail akan abjad hijaiyah HURUF HIJAIYAH : Tanda Baca, Sifat Huruf, dan Cara Membacanya !
Huruf Hijaiyah

1. Tanda baca fathah


Tanda baca fathah ini secara penempatan nya terletak pada atas abjad hijaiyah, dan pengucapannya dengan cara membuka verbal dengan mengeluarkan nafas dalam pembacaan setiap abjad hijaiyahnya.  Misalkan pembacaan abjad “nun” ketika dengan harokat fathah, maka cara membacanya yaitu “na”. Dan ini berlaku pada abjad lainnya, sehingga memang sudah menjadi hal baku.


2. Tanda baca kasrah


Untuk tanda baca kasrah ini penempatan nya terletak pada bawah abjad hijaiyah. Yang mana cara pembacaannya yaitu misalkan abjad “nun”, maka ketika dengan harokat kasrah akan berbunyi “ni”. Dan pembacaan harokat kasrah ini berlaku untuk semua abjad hijaiyah.


4. Tanda baca dhammah


Letak dari harokat dhammah ini berada pada atas abjad hijaiyah. Namun yang membedakan dengan fathah ini ialah pada bentuk dhammah yang menyerupai abjad “wawu”. Jika fathah berbentuk lurus, sedangkan dhammah menyerupai abjad “wawu”. Dalam pembacaannya pun menyerupai hal nya mendapat suplemen abjad “u” pada tiap hurufnya.


5. Tanda baca tanwin fathah


Fathah tanwin menjadi pecahan dalam pembacaan sebuah abjad hijaiyah. Ketika sebuah abjad dibersamai dengan harokat fathah tanwin, maka akan berimbuhan “n”. Kita misalkan ketika sebuah abjad “nun” dengan harokat fathah tanwin, maka ketika dibaca akan menimbulkan bunyi yang keluar dari bibir yaitu “nan”.


6. Tanda baca tanwin kasrah


Tanwin kasrah juga pecahan dari harokat pembacaan abjad hijaiyah yang berimbuhan “n”. Sehingga ketika kita misalkan satu pola memakai abjad “nun”. Ketika dibaca dengan bunyi lantang dari bibir, abjad yang akan keluar yaitu “nin”.


7. Tanda baca tanwin dhammah


Tanwin dhammah dalam pembacaannya akan berimbuhan “n”. Ketika akan dibaca dengan memakai bibir misalkan abjad “nun”, maka akan terucap “nun” dan diikuti oleh berikutnya. Dan ini telah menjadi pecahan dari pembacaan pengelompokkan hukum pembacaan abjad hijaiyah.


8. Tanda baca sukun


Maksud dari tanda baca sukun ini berarti mematikan atau menahan akan abjad hijaiyah yang memakai harokat sukun. Ketika misalkan kita akan membaca abjad “nun”, lalu pada abjad tersebut mendapat harokat sukun, maka cukup dilafadzkan dengan “n” saja. Hal ini berlaku untuk seluruh abjad hijaiyah yang ada tanpa terkecuali.


9. Tanda baca tasydid


Pembacaan sebuah abjad dengan memakai harokat tasydid ini cara dalam pengucapannya yaitu dengan abjad hijaiyah dasar digandakan. Sehingga misalkan abjad yang kita baca “nun”, maka imbuhan pada cara pembacaannya yaitu menyerupai “nnun”. Digandakan pada abjad dasar yaitu abjad “n”.


Sifat Huruf Hijaiyah


 Bagi seorang muslim tentunya memahami dan mengetahui secara mendetail akan abjad hijaiyah HURUF HIJAIYAH : Tanda Baca, Sifat Huruf, dan Cara Membacanya !
Huruf Hijaiyah

1. Al jauf (rongga mulut)


Keluarnya abjad yang termasuk dalam al jauf ini terletak pada bunyi dalam rongga mulut, tanpa adanya campur dari perucapan bibir maupun lidah. Dan ada 3 abjad yang termasuk ke dalam al jauf ini yaitu “alif”, “wawu”, “ya”. Ketika kita mencoba mengucapkannya, maka akan keluar pada rongga verbal terdalam pada verbal kita. Dan ketika pengucapan abjad ini tidaklah pada rongga verbal berarti adanya kesalahan.


Kesalahan dan perincian inilah yang seharusnya diperhatikan oleh seorang yang akan membaca sebuah abjad hijaiyah. Ketika pembacaan secara satu persatu, maka tidak akan terlihat kesulitannya tetapi ketika dibaca panjang dan bersambung, maka akan nampak tingkat kesulitannya apabila dalam latihan membaca tidak dilatih semenjak dini.


2. Al halq (tenggorokan)


Cara membaca dan mengucapkan pada beberapa abjad al halq yaitu dengan menggetarkan abjad pada pangkal tenggorokan terdalam. Dan abjad yang termasuk ke dalam sifat al halq ini yaitu “ha”, “kha”, “nga”, “gho”, “ kho”. Ketika kita mempraktekannya, maka akan ada getaran pada tenggorokan. Dan getaran inilah yang dinamakan halq.


Cara membaca dan keluarnya bunyi abjad akan berbeda ketika tidak sesuai dengan jenis sifat abjad ini. Oleh lantaran itu, dalam setiap pembacaan  abjad hijaiyah ini haruslah sesuai dengan ketentuan letak dari keluarnya huruf.


3. Al lisan (lisan)


Sifat dari abjad al lisan yaitu menyerupai hal nya ketika kita mengucapkannya pada ketika berbicara. Ketika kita berbicara, tentunya akan banyak memakai baik itu fungsi bibir, pengecap dan tenggorokan. Kaprikornus memang penggunaan akan seluruh organ dalam verbal yang menjadikan sifat abjad ini disebut dengan nama al lisan.


Adapun huruf-huruf yang termasuk ke dalam sifat al lisan yaitu abjad “kof”, “ka”, “syin”, “ja”,” la”, “dho”. Huruf ini ketika kita coba ucapkan, maka akan menggerakkan seluruh organ verbal kita menyerupai bibir, pengecap dan pangkal verbal sampai pangkal tenggorokan, layaknya ketika kita berbicara memakai bahasa keseharian kita.


4. Asy syafataian (kedua bibir)


Jenis abjad asy syafataian ini dimaksudkan dengan pembacaan pertemuan dua bibir. Dan yang termasuk ke dalam abjad asy syafataian ini ialah abjad “mim”, “wawu”, “ba”, “fa”. Bisa kita coba bersama kalau kita mengucap beberapa abjad tersebut, maka secara niscaya akan mempertemukan bibir bawah dan bibir atas pada verbal kita.


Ketika cara membaca dan mengeluarkan bunyi dalam pembacaan abjad hijaiyah ini dilakukan dengan tepat dan benar, maka pastilah penempatan bibir akan sesuai dengan ketentuan. Maka pengetahuan akan ilmu dalam mengucapkan abjad ini sangatlah penting, biar setiap intonasi yang keluar tepat sesuai kaidah yang berlaku.


5. Al khoysyuum (batang hidung)


Pembacaan abjad yang termasuk pada sifat al khoysyuum ini ialah terletak pada batang hidung. Dan kebanyakan pembacaan yang keluar pada batang hidung, yaitu ketika berharokat tasydid. Sehingga akan memunculkan bunyi mendengung. Dan beberapa abjad yang termasuk ke sifat al khoysyuum yaitu “mim tasydid” dan “nun tasydid”.


Adapun beberapa abjad yang bertasydid lainnya memang mendekati mendengung, tapi tidak menyerupai halnya dua abjad ini. Maka yang tergolong ke sifat al khoysyuum ini cenderung mendengung lebih tinggi, dibandingkan dengan tasydid abjad lainnya. Namun meskipun mendengung tetap harus didengungkan secara tepat.


Sifat Huruf Hijaiyah yang Berlawanan


 Bagi seorang muslim tentunya memahami dan mengetahui secara mendetail akan abjad hijaiyah HURUF HIJAIYAH : Tanda Baca, Sifat Huruf, dan Cara Membacanya !
Huruf Hijaiyah

1. Jahar (jelas)


Maksud dari abjad jahar ini ialah dengan mengucapkannya tanpa mendesis. Ketika kita mencoba membaca beberapa huruf, pastilah akan ada beberapa abjad yang dengan mendesis. Namun jenis abjad jahar ini menyuarakan bunyi yang terperinci dan lantang. Sehingga ketika didengarkan akan terperinci terdengar hurufnya.


2. Hamas (samar)


Huruf hamas ini bisa dikatakan dengan mendesis ataupun menggetarkan rongga verbal dalam pembacaannya. Dan abjad ini sangatlah berbeda dengan jahar, lantaran memang keluarnya bunyi serta penempatan akan organ verbal yang berbeda. Huruf-huruf hamas ini dikatakan hamas ketika mengaktifkan fungsi pengecap dan penempatan bibir yang mengatup.


3. Siddah (kuat)


Bisa dikatakan abjad siddah ini dalam ilmu tajwid ialah qalqalah kubro. Yang mana ketika dibacakan akan memunculkan bunyi yang keras dan berpengaruh ketika berharokat sukun. Dan abjad ini menjadi salah satu abjad yang berpengaruh akan makna dan penggunaan nafasnya.


4. Rakhawah (lunak)


Pertemuan antara pengecap dan dinding verbal yang akan menghasilkan huruf-huruf rakhawah. Dan juga abjad rakhawah ini terbentuk bukan dengan bunyi lantang ataupun jelas, sehingga seolah menyerupai mendesis. Adapun abjad yang termasuk ke rakhawah ini ada beberapa yaitu “tsa”, “dha”, “kho”, “gho”.


5. Isti’la’ (terangkat)


Sifat abjad isti’la’ dalam pengucapannya yaitu dengan mempertemukan antara pengecap dengan rongga atas. Sehingga ketika cara pembacaan rongga verbal ini kita lakukan, maka akan menjadikan abjad yang akan keluar dengan bunyi yang keras dan fasih tanpa mendesis. Adapun huruf-huruf yang termasuk isti’la’ yaitu “tho”, “dho”.


6. Istifal (turun)


Jenis abjad istifal atau bisa dikatakan turun ini yaitu ketika mengucapkan abjad nya dengan memakai ujung lidah, dengan menyentuhkannya pada pangkal lidah. Sehingga akan memunculkan bunyi yang lirih dan lembut. Ada beberapa abjad yang termasuk ke istifal yaitu 22 abjad hijaiyah.


7. Ithbaq (tertutup)


Cara dalam mengucapkan abjad hijaiyah dengan sifat ithbaq yaitu dengan melengkungkan pengecap ke atas melekat langit dinding mulut. Ada beberapa abjad yang termasuk ke cara pembacaan tersebut yaitu abjad “sho”, “dho”, “tho”, dan “dhho”. Jika benar-benar kita lakukan dengan baik dan benar, tentunya akan menghasilkan bunyi yang besar namun tidak mendesis.


8. Infitah (terbuka)


Sifat abjad infitah atau dengan nama lain terbuka ini cara dalam memposisikan pengecap yaitu melengkungkannya setengah pada keliling lidah. Ketika benar kita lakukan dalam memposisikan pengecap ini, maka akan menghasilkan bunyi yang ringan namun tidak lirih. Adapun yang termasuk ke sifat infitah ini terdapat 25 abjad hijaiyah.


9. Ishmat (diam)


Cara dalam menyuarakan abjad ishmat ini yaitu dengan manahan bunyi abjad layaknya beban berat, sehingga kesan yang akan muncul dari bunyi dari dalam verbal akan tertahan. Sehingga maksud dari membisu ini mengartikan kalau abjad yang disuarakan ini mempunyai makna yang tertahan dan tidak nyaring.


10. Idzlaq (lancar)


Pembacaan dari beberapa abjad idzlaq ini yaitu dengan menyuarakannya secara lancar dan ringan. Apabila diperhatikan dari peletakan lidah, maka berada pada ujung pengecap dan antara pertemuan bibir. Sehingga bagi orang yang mengucapkan huruf-huruf ini akan terdengar nyaring dan mempunyai power.


Huruf Hijaiyah Bersambung


 Bagi seorang muslim tentunya memahami dan mengetahui secara mendetail akan abjad hijaiyah HURUF HIJAIYAH : Tanda Baca, Sifat Huruf, dan Cara Membacanya !
Huruf Hijaiyah

Membaca perhuruf dengan membaca secara sambung, pastilah bagi orang yang belum paham akan mengalami kesulitan. Namun ketika telah terbiasa dan sering membiasakan diri dalam melaksanakan pembacaan, pastilah akan bisa. Kita menyadari kalau proses memahami perhuruf dengan proses pembacaan sambung diperlukan pemahaman secara mendalam. Karena dalam abjad sambung ada tajwid dan penyempurnaan makhorijul huruf.


Hal paling penting ketika membaca abjad bersambung ialah, memahami perhuruf beserta panjang pendeknya. Sehingga tingkat konsentrasi pembacaan dari abjad yang dibaca akan optimal. Ketika membaca abjad hijaiyah bersambung ini dilakukan dengan  tergesa-gesa, maka akan menyulitkan dalam pembacaan secara baik dan sempurna.


Tajwid Huruf Hijaiyah Bersambung


 Bagi seorang muslim tentunya memahami dan mengetahui secara mendetail akan abjad hijaiyah HURUF HIJAIYAH : Tanda Baca, Sifat Huruf, dan Cara Membacanya !
Huruf Hijaiyah

Tajwid abjad hijaiyah ini memang dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Hal ini dikarenakan dari beberapa sifat abjad mempunyai makna dan cara pembacaan yang tentunya berbeda. Oleh lantaran itu, mengetahui akan dasar utama ilmu perihal sifat abjad sangatlah penting. Ketika telah memahami dasar ilmu dari huruf, pastilah akan gampang dalam melaksanakan pembacaan baik tajwid maupun makhorijul huruf.


Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh seorang yang sedang mencar ilmu dalam melancarkan proses belajar. Selain melakukannya secara perlahan dan tidak tergesa-gesa, juga mengelompokkan jenis tajwid berdasarkan sifat huruf. Ketika sudah bisa menyuarakan sifat abjad secara baik dan benar, maka ketika menemui tajwid akan bisa memahami cara dalam pembacaannya.


Huruf Hijaiyah Harakat Sambung dan Tajwid


 Bagi seorang muslim tentunya memahami dan mengetahui secara mendetail akan abjad hijaiyah HURUF HIJAIYAH : Tanda Baca, Sifat Huruf, dan Cara Membacanya !
Huruf Hijaiyah

Harakat sambung dalam pembacaan abjad hijaiyah tentunya mempunyai perbedaan antara satu abjad dengan jenis abjad sambung. Salah satu hal yang mencolok ketika melaksanakan pembacaan abjad sambung, yaitu harus memahami abjad apa yang akan dibacakan. Ketika tidak paham dan tahu akan abjad yang akan dibaca selanjutnya, maka akan mengalami kebingungan baik tajwid, panjang pendek dan makhorijul abjad nya.


Oleh lantaran itu, tahapan dan proses dalam melaksanakan penyempurnaan pembacaan abjad hijaiyah ini sangatlah penting dilakukan. Ketika seseorang telah paham dan fasih baik dari sifat abjad dan cara menyuarakannya, maka ketika melanjutkan pembacaan secara sambung pastilah juga tidak akan keliru.


Boleh copy paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber. Terimakasih


Huruf Hijaiyah



Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Dongeng Anekdot Singkat Dan Lucu Beserta Strukturnya

Teks Pancasila : Pengertian, Sejarah, Cara Mengaplikasikan, Dll